Salah satu kelompok minoritas di Tiongkok bernama Hui, etnik dengan populasi sekitar 9.8 juta jiwa. Mereka sebagian besar tinggal daerah otonomi Ningxia Hui di barat laut Cina dan ada juga yang tinggal di daerah Gansu, Xinjiang, Qinghai, Hebei, Henan, Yunnan dan Propinsi Shandong. Etnik Hui yang beragama Islam di China terbagi dari beberapa bahasa, mereka juga terbiasa menggunakan bahasa Arab dan Farsi dalam komunikasi kesehariannya serta dalam kegiatan keagamaan. Sementara Etnik Hui yang tinggal di perbatasan Cina sering menggunakan bahasa minoritas setempat.

Pertama : Masyarakat Hui lebih suka makanan olahan dari gandum dibanding beras. Mie juga menjadi makanan pokok.
Kedua : Manisan berperan penting dalam citarasa, yang mungkin pengaruh dari orang-orang Muslim Arab yang menyukai makanan manis.
Ketiga : Pengaruh dari ajaran agama Islam yang dianut, maka orang-orang Hui hanya mengkonsumsi daging sapi dan domba, sedangkan daging babi, anjing, hewan pemangsa, dilarang untuk dimakan mereka. Sebagian besar orang Hui juga tidak merokok.
Dalam hal minuman, etnik minoritas Hui meminum air yang mengalir dari sumber yang bersih. Orang-orang Hui juga suka minum teh dan sebagai sajian untuk tamu-tamu mereka. Dalam berbusana, etnik Hui juga terpengaruh dari ajaran Islam, dengan warna dominan putih yang selalu ada, seperti topinya, selendang, sorban dan berbagai macam pakaian wanitanya.
Orang-orang Hui memiliki tiga perayaan besar Islam yaitu : Hari Raya Idul Fithri setelah Puasa Ramadhan, Idul Adha atau Hari Raya Qurban dan Maulid Nabi yaitu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sama dengan muslim di Indonesia, semuanya itu sesuai dengan kalender Islam. Demikian juga dalam pelaksanaan acara masing-masing.